JAKARTA - 17 Oktober 2025 menjadi momen penting yang sarat makna, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga global.
Di Indonesia, pemerintah menetapkan tanggal ini sebagai Hari Kebudayaan Nasional melalui Keputusan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 162/M/2025. Penetapan ini bertujuan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebudayaan sebagai fondasi pembangunan nasional.
Pemilihan tanggal 17 Oktober berakar pada sejarah panjang negara, yakni pengesahan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 yang secara resmi menetapkan Garuda Pancasila sebagai lambang negara.
Hari Kebudayaan Nasional diharapkan menjadi pengingat bagi masyarakat untuk menjaga, melestarikan, dan mengembangkan warisan budaya sebagai identitas bangsa. Melalui peringatan ini, pemerintah mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk memahami bahwa kebudayaan bukan sekadar simbol, tetapi juga dasar membangun Indonesia yang berdaya saing dan harmonis.
Perhatian Global terhadap Penghapusan Kemiskinan
Selain di level nasional, 17 Oktober juga dikenal secara internasional sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Kemiskinan (International Day for the Eradication of Poverty). Peringatan ini ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1992 melalui Resolusi Majelis Umum Nomor 47/196. Tema tahun 2025 menekankan pentingnya mengakhiri perlakuan sosial dan kelembagaan yang merugikan dengan menjamin dukungan efektif bagi keluarga.
Fokus peringatan ini bukan hanya memberikan bantuan ekonomi, tetapi juga memperkuat hak asasi manusia, partisipasi sosial yang adil, serta memberdayakan masyarakat miskin dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan perubahan iklim. PBB menekankan bahwa penghapusan kemiskinan membutuhkan pendekatan menyeluruh, di mana perlindungan sosial, akses pendidikan, dan kesehatan menjadi prioritas dalam membangun kesejahteraan masyarakat.
Sejalan dengan itu, Hari Kemiskinan Anak (Child Poverty Day) juga jatuh pada tanggal yang sama. Momentum ini menyoroti jutaan anak di dunia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Peringatan ini mengajak masyarakat global untuk meningkatkan kesadaran akan hak anak, terutama akses terhadap pendidikan berkualitas, layanan kesehatan yang memadai, serta perlindungan sosial. Organisasi kemanusiaan memanfaatkan hari ini untuk menggalang dukungan dan advokasi agar masa depan anak-anak lebih setara dan cerah.
Peringatan Kesehatan dan Keselamatan Dunia
Tanggal 17 Oktober juga menjadi Hari Trauma Sedunia (World Trauma Day), yang berfokus pada penanganan cedera dan trauma—baik fisik maupun mental—yang menjadi salah satu penyebab utama kematian di berbagai belahan dunia. Hari ini mendorong tenaga medis dan masyarakat umum untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi situasi darurat serta memperkuat pemahaman tentang pentingnya penanganan trauma yang cepat dan tepat.
Kesadaran ini penting tidak hanya bagi tenaga medis profesional, tetapi juga bagi masyarakat luas yang berpotensi menjadi responder pertama saat terjadi kecelakaan atau bencana. Dengan memperkuat sistem penanganan trauma, diharapkan angka kematian akibat cedera dapat ditekan, sekaligus meningkatkan kualitas hidup korban cedera atau trauma jangka panjang.
Peringatan Teknologi dan Konservasi Lingkungan
Selain isu kebudayaan dan kemanusiaan, 17 Oktober juga memiliki makna di bidang teknologi dan lingkungan. Bagi penggemar data dan profesional bisnis, tanggal ini dikenal sebagai Spreadsheet Day. Hari ini memperingati peluncuran perangkat lunak VisiCalc pada 1979, yang menjadi spreadsheet pertama di dunia dan merevolusi cara pekerjaan di bidang akuntansi, bisnis, dan penelitian. Peringatan ini dimanfaatkan berbagai komunitas untuk berbagi tips, tantangan kreatif, dan inovasi penggunaan spreadsheet.
Sementara itu, 17 Oktober juga ditetapkan sebagai International Sawfish Day atau Hari Hiu Gergaji Internasional. Peringatan ini mengingatkan dunia akan perlunya melindungi hiu gergaji yang kini terancam punah akibat penangkapan berlebihan dan degradasi habitat. Organisasi konservasi laut mengajak masyarakat untuk ikut menjaga ekosistem pesisir, mendukung kebijakan perlindungan laut, serta mengurangi konsumsi produk yang merusak lingkungan.
Dengan berbagai peringatan yang bersamaan, tanggal 17 Oktober 2025 mencerminkan keberagaman isu penting, mulai dari pelestarian budaya, pemberdayaan masyarakat miskin, kesehatan dan keselamatan dunia, hingga perlindungan satwa langka dan teknologi. Momen ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih peduli, aktif, dan bertanggung jawab dalam setiap aspek kehidupan.
17 Oktober tidak sekadar tanggal di kalender, tetapi simbol kesadaran nasional dan global akan nilai-nilai budaya, kemanusiaan, kesehatan, teknologi, dan lingkungan. Peringatan ini memberikan kesempatan bagi individu, komunitas, dan pemerintah untuk berkolaborasi dalam menciptakan dunia yang lebih baik dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.