Kemenag

Kemenag Kaltara Luncurkan Program Masjid Ramah Pemudik Natal dan Tahun Baru

Kemenag Kaltara Luncurkan Program Masjid Ramah Pemudik Natal dan Tahun Baru
Kemenag Kaltara Luncurkan Program Masjid Ramah Pemudik Natal dan Tahun Baru

JAKARTA - Menyambut lonjakan mobilitas masyarakat pada perayaan Natal Tahun 2025 dan Tahun Baru 2026, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Utara mengambil langkah konkret dengan meluncurkan Program Masjid Ramah Pemudik.

Program ini diharapkan menjadi solusi tempat singgah yang aman dan nyaman bagi para pemudik yang melintasi wilayah Kalimantan Utara selama periode libur akhir tahun.

Program tersebut secara resmi dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Utara, H. Muh. Saleh, melalui kegiatan Kick Off yang digelar di Masjid Besar Al-Muhajirin, Desa Panca Agung, Kecamatan Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan, Selasa. Peluncuran ini menjadi penanda dimulainya kesiapan masjid-masjid dalam memberikan layanan tambahan bagi masyarakat yang melakukan perjalanan jauh.

Wujud komitmen pelayanan kemanusiaan

Kakanwil Kemenag Kaltara H. Muh. Saleh menegaskan bahwa Program Masjid Ramah Pemudik merupakan bentuk nyata komitmen Kementerian Agama dalam menghadirkan agama sebagai sumber kedamaian, pelayanan, dan kemanusiaan di tengah masyarakat.

"Program ini merupakan wujud komitmen Kementerian Agama dalam menghadirkan peran agama sebagai sumber kedamaian, pelayanan, dan kemanusiaan bagi masyarakat," kata Kakanwil Kemenag Kaltara H. Muh Saleh.

Ia menjelaskan bahwa setiap momentum Natal dan Tahun Baru hampir selalu diiringi dengan peningkatan arus perjalanan masyarakat, baik antar kabupaten, antar provinsi, maupun lintas pulau. Kondisi tersebut membutuhkan dukungan fasilitas publik yang dapat dimanfaatkan pemudik untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan.

Masjid sebagai ruang publik inklusif

Dalam konteks tersebut, masjid dinilai memiliki peran strategis sebagai ruang publik yang ramah, terbuka, dan inklusif. Tidak hanya sebagai pusat ibadah, masjid juga diharapkan mampu menjalankan fungsi sosial dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat luas.

Melalui Program Masjid Ramah Pemudik, Kementerian Agama mendorong pengelola masjid agar mengoptimalkan perannya sebagai pusat pelayanan sosial. Kehadiran masjid di jalur-jalur strategis perjalanan dinilai sangat potensial untuk membantu pemudik yang membutuhkan tempat singgah sementara.

Fasilitas pendukung kenyamanan pemudik

Dalam pelaksanaan program ini, sejumlah fasilitas dasar disiapkan untuk menunjang kenyamanan para pemudik. Fasilitas tersebut disesuaikan dengan kebutuhan utama pelaku perjalanan jarak jauh, tanpa membedakan latar belakang agama maupun golongan.

"Berbagai fasilitas dasar disiapkan untuk mendukung kenyamanan pemudik, di antaranya tempat istirahat, toilet bersih, air minum, tempat pengisian daya, serta penyediaan informasi yang dibutuhkan selama perjalanan, tanpa membedakan latar belakang agama maupun golongan," katanya.

Ketersediaan fasilitas tersebut diharapkan dapat membantu pemudik menjaga kondisi fisik dan keselamatan selama perjalanan, sekaligus mengurangi risiko kelelahan yang kerap menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas.

Sinergi lintas pihak dukung kelancaran mudik

Pada kesempatan tersebut, Kakanwil Kemenag Kaltara juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bersinergi mendukung terlaksananya Program Masjid Ramah Pemudik. Pihak-pihak tersebut meliputi pengurus masjid, pemerintah daerah, aparat keamanan, serta berbagai elemen masyarakat.

Sinergi lintas sektor ini dinilai sangat penting untuk memastikan program berjalan optimal dan benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan kerja sama yang solid, masjid dapat dikelola secara tertib, aman, dan siap melayani pemudik selama periode Natal dan Tahun Baru.

Perkuat kerukunan dan ketertiban masyarakat

Selain membantu kelancaran arus mudik, Program Masjid Ramah Pemudik juga diharapkan berkontribusi dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Kehadiran masjid sebagai tempat singgah dinilai dapat menciptakan suasana yang lebih tertib dan kondusif di sepanjang jalur perjalanan.

Lebih jauh, program ini juga diharapkan mampu memperkuat kerukunan umat beragama, terutama menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 yang sarat dengan aktivitas sosial dan keagamaan.

“Program ini sejalan dengan semangat moderasi beragama yang menekankan nilai toleransi, gotong royong, dan saling menghormati dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Saleh.

Moderasi beragama sebagai landasan pelayanan

Saleh menambahkan bahwa masjid yang ramah diharapkan mampu menghadirkan nilai-nilai Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Dengan pendekatan tersebut, masjid tidak hanya menjadi simbol ibadah, tetapi juga pusat keteduhan yang memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

"Masjid yang ramah diharapkan mampu menghadirkan nilai-nilai Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin, memberikan manfaat dan keteduhan bagi seluruh lapisan masyarakat," kata Saleh.

Nilai moderasi beragama yang diterapkan dalam program ini diharapkan dapat memperkuat rasa saling percaya dan kepedulian sosial di tengah masyarakat yang majemuk.

Langkah awal pelayanan berkelanjutan

Peluncuran Program Masjid Ramah Pemudik ini diharapkan menjadi langkah awal dalam menghadirkan pelayanan terbaik kepada masyarakat, khususnya pada momentum libur besar seperti Natal dan Tahun Baru. Kementerian Agama berharap program ini dapat terus dikembangkan dan menjadi bagian dari budaya pelayanan sosial berbasis rumah ibadah.

Sekaligus, program ini diharapkan mampu memperkuat semangat kebersamaan, persaudaraan, dan kepedulian sosial, demi terwujudnya Indonesia yang damai, harmonis, dan saling menghormati di tengah keberagaman.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index